Sabar

Hai orang-orang yang beriman, Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.(QS.Ali Imran [3] : 200).

Sabar, secara etimologi berarti menahan dan mencegah (al-habsu wal kaffu). Secara terminologi, sabar adalah menahan diri untuk melakukan keinginan dan meninggalkan larangan Allah SWT, sabar juga berarti sikap tegar dan kukuh dalam menjalankan ajaran Islam ketika muncul dorongan nafsu, ketegaran yang dibangun diatas landasan Al-Quran dan As-sunnah

Sabar dapat juga berarti puncak sesuatu, orang yang memiliki kesabaran, akan sampai pada puncak kemuliaan (Sesungguhnya Allah itu dekat amat dekat dengan orang yang sabar). Bahkan, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolong

Ibnu salim menjelaskan bahwa ada tingkatan orang yang sabar, yaitu: pertama mutashabir (orang yang berusaha untuk bersabar), kedua shabir (orang yang sabar), ketiga shabhar (orang yang sangat bersabar). Orang yang sangat bersabar adalah mereka yang kesabarannya demi Allah, karena Allah dan dengan Allah

Seluruh cobaan yang menimpanya dari segi kewajiban dan hakikat tidak akan melemahkannya, namun ia tetap kuat menghadapinya, sekalipun dari segi bentuk dan rupa akan berubah. Ketidaksabaran timbul ketika kita salah dalam memandang makhluk, mungkin kita memandang makhluk sebagai sumber penyebab segala sesuatu

Padahal, makhluk hanya menjalani kehidupan. Kalau kita hanya memfokuskan kepada makhluk, maka kualitas kesabaran yang kita miliki akan semakin berkurang. Lain halnya jika kita memandang bahwa Allah-lah yang menguasai setiap kejadian. Sehingga kesabaran kita akan semakin meningkat

Ibnu Mas’ud mengisahkan bahwa ketika beliau sedang salat bersama Rasulullah SAW di masjid, tiba-tiba Abu Jahal berkata: ”Kiranya ada seorang yang berani mengambil kotoran unta bani fulan lalu melemparkannya kepada Muhammad ketika sujud”

Lalu bangkitlah Uqbah bin Abu Mu’ayath datang membawa kotoran dan melemparkannya ke Nabi SAW saat sujud. Tidak ada seorangpun yang membela Nabi SAW karena saat itu kaum muslimin dalam keadaan yang sangat lemah. Nabi SAW tetap dalam sujudnya sampai datang Fatimah ra, puteri beliau, kemudian melemparkan kotoran itu

Syekh Yusuf al-Qaradhawi membagi sabar dalam 6 kategori, yaitu : 1) sabar menerima ujian hidup (QS Al-Baqarah [2] : 155-157); 2) sabar dari keinginan hawa nafsu (QS Al-Munafiqun 9); 3) sabar dalam taat kepada Allah SWT (QS Maryam : 65); 4) sabar dalam berdakwah (QS Lukman : 17); 5) sabar dalam perang (QS.AL-Baqarah [2] : 177); 6) sabar dalam pergaulan (QS An-Nisa :19)

Lalu bagaimana cara untuk meraih kesabaran ? Para ulama memberikan beberapa kiat untuk meraih kesabaran, yaitu antara lain: Pertama, mengenali tabiat kehidupan dunia dengan segala kesulitannya. Penderitaan dan ujian adalah bagian dari tabiat dunia ini (QS An-Nahl [16] : 53). Kedua, mengenal balasan dan pahala sabar. Sabar pahalanya tanpa ada perhitungan (pahala tanpa batas) (QS.Az-Zumar [39] : 10)

Ketiga, percaya dan yakin bahwa setiap permasalahan ada solusinya, Allah SWT menjadikan setiap kesulitan, jalan keluar sebagai bentuk rahmat-Nya (QS Al-Insyirah [94] : 5-6). Keempat, meminta pertolongan kepada Allah dan kembali kepada perlindungan-Nya dengan bertawakal kepada-Nya (QS An-Nahl [16]: 42). Kelima, beriman dan menyakini takdir Allah SWT (QS Al-Hadid [57] : 22). Semoga Allah SWT menganugerahkan kepada kita hati yang lapang dan kesabaran

Muhammad A Saefulloh, MA adalah asatidz Majelis Azzikra dan Kepala Madrasah Aliyah YAPINA alternative Islamic Schools Bojongsari Sawangan Depok Jawa Barat.

0 Response to "Sabar"

Posting Komentar

miVoTV

Web Hosting